15.6 C
New York
Kamis, Oktober 30, 2025

Buy now

spot_img

Kemendikbudristek Tingkatkan Riset dan Inovasi: Dana Besar untuk PTTI dan PISN 2025 Digarap Maksimal

JAKARTA – Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikristek) menunjukkan komitmen yang kuat terhadap kemajuan bangsa. Melalui Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan (Ditjen Risbang), kementerian ini secara resmi menandatangani kontrak untuk program unggulan: Program Transformasi Teknologi dan Inovasi (PTTI) serta Program Inovasi Seni Nusantara (PISN) untuk Tahun Anggaran 2025. Acara penandatanganan ini berlangsung di kantornya di Jakarta pada Senin, 6 Oktober 2025, dan menjadi langkah konkret dalam memperkuat ekosistem riset dan inovasi di Indonesia.

Penandatanganan kontrak ini bukan sekadar seremoni, tetapi merupakan komitmen pemerintah untuk memperkuat dan memperluas dampak positif dari riset serta inovasi yang berasal dari perguruan tinggi. Diharapkan, hasil-hasil penelitian ini dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, mendorong industri, serta melestarikan dan memperkaya budaya Indonesia.

Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan, M. Fauzan Adziman, mengungkapkan visi dibalik kedua program ini dengan penuh keyakinan. Ia menekankan bahwa hasil riset para peneliti tidak hanya seharusnya dimuat dalam jurnal ilmiah, melainkan juga harus memberikan manfaat nyata dan langsung bagi masyarakat.

“Setiap program diharapkan mampu menciptakan dampak nyata: teknologi yang meningkatkan kesejahteraan dan seni yang memperkuat identitas serta daya saing bangsa,” ujar Dirjen Fauzan saat menjelaskan tujuan dari PTTI dan PISN.

Program PTTI dirancang untuk menjembatani kesenjangan antara hasil penelitian di kampus dan kebutuhan di industri maupun masyarakat. Untuk tahun 2025, sebanyak 46 proposal yang terpilih dari 33 perguruan tinggi akan mendapatkan dana sebesar Rp6,04 miliar. Fokus pendanaan ini diarahkan pada tiga pilar strategis: ekonomi hijau, ekonomi biru, dan ekonomi kreatif, yang merupakan kunci dalam pembangunan berkelanjutan.

Sementara itu, Program PISN hadir untuk memperkuat identitas budaya bangsa serta meningkatkan daya saing seni di tingkat global. Dalam program ini, sebanyak 242 proposal dari 96 perguruan tinggi telah mendapatkan alokasi dana sebesar Rp16,8 miliar, dengan porsi terbesar dialokasikan untuk perguruan tinggi yang memiliki spesialisasi di bidang seni dan budaya, mengingat peran penting mereka dalam melestarikan warisan bangsa.

Untuk memastikan kedua program ini berjalan sukses dan mencapai tujuannya, Kemendikristek menekankan pentingnya akuntabilitas dan transparansi. Seluruh kegiatan PTTI dan PISN akan diawasi melalui mekanisme monitoring dan evaluasi yang menyeluruh, agar setiap anggaran yang dialokasikan benar-benar memberikan dampak positif yang terukur.

“Mari kita jaga komitmen, integritas, dan akuntabilitas dalam melaksanakan kedua program ini, sehingga setiap anggaran yang diamanahkan negara dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat dan bangsa,” seru Dirjen Fauzan, menutup pernyataannya dengan semangat.

Pemerintah semakin menegaskan komitmennya terhadap riset dan pengabdian masyarakat dengan peningkatan anggaran untuk Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) di tahun 2025. Pendanaan ini berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), dengan skema yang fleksibel untuk mendukung program multi-tahun dan kolaborasi yang lebih luas.

Direktur Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Ketut Adnyana, juga memberikan pandangannya tentang pentingnya inovasi yang benar-benar memenuhi kebutuhan masyarakat.

“Teknologi dan inovasi yang dihadirkan harus ramah dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Jika teknologi tidak ramah, maka itu bukanlah inovasi,” tegasnya, menekankan pentingnya pendekatan yang berpusat pada masyarakat.

Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan dari Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah I hingga XVII, serta pimpinan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) dari berbagai perguruan tinggi. Kehadiran mereka mencerminkan sinergi yang kuat dalam memastikan riset dan pengabdian masyarakat berjalan seiring dengan agenda pembangunan nasional yang berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sebagai penegasan akhir, Kemendikristek menggarisbawahi komitmennya melalui kebijakan strategis Diktisaintek Berdampak. Dengan kebijakan ini, setiap karya riset dan inovasi dari perguruan tinggi diharapkan tidak hanya memberikan manfaat langsung, tetapi juga dapat memperkuat daya saing bangsa secara keseluruhan, serta memperkokoh peran pendidikan tinggi sebagai motor kemajuan peradaban Indonesia. (PERS)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles