JAKARTA – Program revitalisasi satuan pendidikan yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) telah mencapai hasil yang luar biasa dengan melebihi target awal yang telah ditetapkan.
Daripada hanya menyasar 9.429 sekolah, program ini kini telah berhasil menjangkau total 16.170 satuan pendidikan yang tersebar di seluruh Indonesia. Ini merupakan kabar baik untuk dunia pendidikan di tanah air, menunjukkan kemajuan dalam menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik.
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD Dikdasmen) Kemendikdasmen, Gogot Suharwoto, menjelaskan bahwa target awal program ini mencakup 9.429 sekolah, yang terdiri dari 1.241 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), 4.053 Sekolah Dasar (SD), 2.753 Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan 1.382 Sekolah Menengah Atas (SMA). Namun, semangat untuk terus berinovasi dan memberikan yang terbaik telah mendorong dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap jumlah sasaran.
“Setelah evaluasi, kami menemukan bahwa jumlah sasaran masih dapat dioptimalkan,” ungkap Dirjen Gogot dalam sambutannya di Jakarta pada Kamis (09/10/2025).
Dia menambahkan bahwa dari 14.196 sekolah yang teridentifikasi sebagai sasaran potensial, sebanyak 13.777 sekolah sudah menerima Surat Keputusan (SK) Penerima Bantuan Revitalisasi Satuan Pendidikan. Angka ini terdiri dari 1.509 PAUD, 6.077 SD, 3.974 SMP, dan 2.217 SMA. Sementara itu, 419 sekolah lainnya masih dalam proses finalisasi SK, menunjukkan komitmen untuk melibatkan semua.
Menurut Dirjen Gogot, upaya optimalisasi penerima manfaat ini bertujuan untuk mempercepat pencapaian hasil positif dari program Revitalisasi Satuan Pendidikan. Harapannya adalah terciptanya sarana dan prasarana pendidikan yang tidak hanya aman dan nyaman, tetapi juga mampu meningkatkan kualitas proses belajar mengajar secara keseluruhan.
<p“Dengan upaya optimalisasi ini, kami berharap dapat menciptakan sarana dan prasarana pendidikan yang aman dan nyaman, sehingga seluruh warga sekolah dapat melakukan kegiatan belajar mengajar dengan baik dan meningkatkan mutu pendidikan,” tutup Dirjen Gogot dengan penuh optimisme.
Dampak positif dari program ini terus berlanjut. Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus (PKPLK) Kemendikdasmen juga mencatat lonjakan luar biasa, yakni kenaikan sekitar 100 persen dari target awal. Dari yang sebelumnya ditargetkan 982 satuan pendidikan, kini jumlahnya melonjak menjadi 1.943 satuan pendidikan.
Pak Gogot merinci, angka yang fantastis ini terdiri dari 1.439 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), 382 Sekolah Luar Biasa (SLB), dan 122 satuan pendidikan nonformal yang mencakup Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB). Hal ini menunjukkan jangkauan program yang sangat luas, menyentuh berbagai lapisan pendidikan.
Secara keseluruhan, program revitalisasi ini didukung dengan anggaran sebesar Rp3,1 triliun. Hingga September 2025, progres pembangunan secara keseluruhan telah mencapai sekitar 60 persen, sebuah angka yang menjanjikan untuk masa depan pendidikan di Indonesia.
Selain meningkatkan mutu infrastruktur, Kemendikdasmen juga memastikan bahwa program Revitalisasi Satuan Pendidikan memberikan dampak positif yang signifikan terhadap perekonomian masyarakat. Dengan mengedepankan prinsip swakelola, penggunaan bahan baku bangunan lokal, dan pemberdayaan pekerja dari lingkungan sekitar, program ini juga berkontribusi pada penggerakan roda ekonomi di berbagai daerah. (PERS)



